PERCAYA PADA KUASA TUHAN


Diantara mahluk-mahluk di dunia ini,  hanya manusialah yang memiliki sifat rohani.

Walaupun beberapa diantara mereka tidak nenggunakan kemampuan ini. Kebanyakan orang percaya pada suatu kuasa yang lebih besar, Oknum yang Agung atau Allah. Keyakinan atau filosofi ini bisa jadi tidak dibentuk dalam suatu pola yang terorganisasi. Mereka bahkan tidak menganggap diri mereka orang yang beragama, dan tidak mengidentifikasikan diri mereka dengan suatu benfuk agama apapun. Tetapi filosofi yang dianut kebanyakan orang ini sesungguhnya sangat berpengaruh pada kesehatan mental dan emosi, langsung atau tidak langsung berpengaruh pada kesehalan fisik dan mental dari kesehatan

Dalam keadaan yang terbaik sakalipun, hidup ini dipenuhi dengan rasa putus asa, dan juga keadaan-keadaan yang sangat tragis. Banyak orang beragama menernukan bahwa percaya dalam Tuhan membawa kedamaian, yang dapat mengurangi kegelisahan dan mencegah mereka dari kematian karena penyakit phisik dan mental yang diakibatkan oleh stress.

Apa yang Ditawarkan oleh Agama
Peran apakah yang dimainkan oleh iman dalam pencegahan dan perawatan penyakit? Jawabannya tergantung pada keyakinan mereka sendiri, dan pengertian pada keyakinan-keyakinan itu. Ada banyak bukti di mana keyakinan dapat membentuk gaya hidup dan sangat berpengaruh pada suatu penyakit. Keyakinan-keyakinan ini dapat saja membantu atau malah membahayakan dalam pencegahan dan perawatan suatu penyakit.

Orang-orang yang berada dalarn masalah sering mengajukan pertanyaan, "mengapa". Ini ditanyakan olen para penderita, begitu juga sanak keluarga & teman-teman. Seringkali jawabannya terlihat jelas, tetapi walaupun penyebab penderitaan segera diketahui, pertanyaan mendalam "mengapa" muncul dengan cepat. Pada saat seorang ibu melahirkan bayi yang abnormal, dia, suaminya dan keluarganya sering bertanya, "Kesalahan apa yang telah kita lakukan?" "Hal apa yang telah kita lakukan?" "Mengapa Tuhan membiarkan ini terjadi?" "Mengapa ini terjadi pada kita?" Pertanyaan-pertanyaan ini dapat menjadi lebih banyak. Mengapa kanker? Mengapa Stroke? Mengapa kecelakaan, penyakit dan kematian?

Pertanyaan-pertanyaan ini membangkitkan emosi. Dalam menghadapi suatu tragedi, ada yang mengalarni putus asa (frustrasi), marah, gelisah, benci/dendarn, dan putus harapan. Perasaan-perasaan ini dapat rnenghancurkan kesehatan phisik dan emosi. Ada juga yang menghadapinya dengan cepat dan tepat, percaya diri, berani dan dapat menerirrma apa adanya, perasaanperasaan ini dapat mengembangkan kesehatan phisik dan mental. Apa yang rnembuatnya berbeda ? Mengapa dua jenis orang yang menghadapi masalah/tragedi yang sama, namun bereaksi dalam cara yang berbeda? Dalam banyak kasus, kepercayaan/agama seseorang membuatnya berbeda. Seorang penganut agama sejati percaya bahwa Tuhan mengasihi dan rindu menolongnya sehingga dia benar-benar memberi hidupnya dalarn penguasaan Allah yang memperhatikannya, Yang Maha Kuasa dan Maha Bijak. Keyakinan ini memberinya kekuatan pada tubuhnya, menenangkan pikirannya, dan juga memberikan kedamaian pada jiwanya. Inilah yang merupakan kekuatan yang sangat berkuasa dalam menghadapi krisis dan penyakit.

Masa lalu telah lewat, tidak dapat dialami lagi. Masa depan tidak dapat dipastikan. Hal itu tidak dapat kita mengerti. Tetapi Allah mengerti masa lalu dan mengendalikan masa depan. Tidak ada perkara yang begitu kecil yang Dia tidak perduli, tidak ada perkara terlalu besar yang tidak dapat Dia selesaikan. Apapun kesulitan yang ada, janjiNya pasti, dan dengan ringkas dinyatakan: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai; dengan rencana Allah" (Roma 8 : 28). Orang beriman mengetahui bahwa "kebaikan" yang Dia janjikan bisa jadi tidak termasuk penyembuhan penyakit atau mendapat umur yang panjang, tetapi dia mengetahui bahwa Allah memiliki suatu hidup yang lebih baik baginya di masa yang akan datang yang benar-benar sempurna.

Ada bukti dalam penelitian kedokteran di mana iman dalam Tuhan memiliki korelasi positif pada kesehatan seseorang. Sebagai contoh, dalam buku Reader's Digest keluaran Agustus 1987, ada arfikel yang mengatakan, "Sikap anda dapat membuat anda sehat" Dr. Isaac Djerassi, direktur Oncology pada Rumah Sakit Katholik Mercy di Philadelphia telah melakukan penelitian dimana "orang yang beriman adalah seorang petarung yang terbaik" dalam melawan penyakit. "Para pasien yang memiliki semangat hidup tampaknya memiliki kesempatan yang lebih baik dalam penyembuhan penyakit daripada mereka yang menyerah terhadap penyakit. Pusat Penelitian kanker pada Rumah Sakit King's College di London membua suatu studi yang lama mengenai 57 orang penderita kanker payudara yang menjalani rnastektomi. Dilaporkan dimana 7 dari 10 wanita dengan "semangat hidup", dapat hidup 10 tahun kemudian, sedangkan 4 dari 5 wanita "yang merasa putus asa" mati tidak lama setelah mendengar penyakit mereka.

Dokter-dokter di Rumah Sakit Harborview di Seatle, USA, menyelesaikan studi selama 2 tahun mengenai 200 orang korban luka bakar: para pasien dengan sikap yang positif cenderung untuk sembuh lebih cepat. Mereka yang dilaporkan mati adalah dikarenakan mereka mengalami stress, patah hati dan juga kesal. Ini adalah suatu penemuan yang disebut dengan Psychoneuroimmunology (kekebalan saraf kejiwaan) - satu cabang baru dalam ilmu kedokteran - yang meneliti secara khusus pengaruh sikap mental pada ketahanan tubuh dalam melawan penyakit dan para peneliti; menyatakan "ada bukti yang kuat dimana emosi dan sikap mental dapat sangat berpengaruh pada sistim kekebalan."

Rasul Paulus berbicara mengenai "perlawanan iman" Roma 8:22 juga mengatakan, "Dengan harapan kita diselamatkan." Dalam studi psychoneuroirnmunology kita mulai rnelihat betapa berartinya pernyataan Yesus pada wanita yang menderita sakit pendarahan (Markus 5:25-34) "Imanmu telah rnenyelamatkan engkau."

Iman dalam Tuhan Meningkatkan Kesehatan

Suatu studi yang menarik terlihat pada pengalaman orang-orang Amerika yang mencapai usia 100 tahun. Diantara orang-orang tersebut, para peneliti menemukan bahwa kesalehan dapat meningkafkan kesehatan phisik. Meskipun masih banyak pertanyaan yang tidak terjawab, keuntungan yang diperoleh apabila percaya pada Allah adalah lebih baik dari pada menghadiri kebaktian-kebaktian keagarnaan. Suatu studi pada orang-orang hitarn Amenka ditemukan bahwa mereka yang selalu berhubungan dengan kegiatan-kegiatan kerohanian telah meningkatkan kesehatan dan kepuasan hidup.

Sesungguhnya, salah satu penemuan yang paling tepat adalah bahwa, kerohanian sangat meningkafkan kualitas hidup. Keuntungan-keuntungan yang sangat besar dalarn kualitas hidup melalui pelatihan iman digambarkan oleh para peneliti dari universitas Duke sebagai berikut:

1. Menghadiri acara-acara rohani dan kebaktian perorangan dapat menguatkan sistem kepercayaan seseorang.

2. Kemudian, sisfem kepercayaan/keyakinan yang kuat, apabila dsertai dengan kepuasan agama yang tinggi, memiliki pengaruh yang positif pada kesehatan.

3. Orang yang merniliki keyakinan yang kuat dilaporkan:

    memiliki kepuasan hidup yang tinggi

    memiliki kebahagiaan pribadi yang besar

    kurang mengalami trauma hidup


Philosophi sejati orang Kristen


Agar dapat memberi arti bagi keberadaan dan nilai-nilai kehidupan sehari-hari. Mereka yang memiliki keyakinan yang kuat, menghadapi hidup, masa tua dan kernatian dengan keberanian dan percaya diri, sementara mereka yang tidak/kurang memiliki keyakinan mengalami kesulitan dalam menangani masa tua dan kematian.

Orang Kristen sejati mengerti bahwa mereka hidup dalam dunia nyata, dimana ia melihat banyak penderitaan dan sakit penyakit.. Dia menyadari kelernahan tubuhnya dan rapuhnya pikiran. Tetapi imannya memberinya tujuan hidup dan kekuatan untuk hidup. Itu memberinya keberanian pada saat ia sakit dan keteguhan pada saat ia sehat. Ada ungkapan yang mengatakan: "Kebahagiaan tumbuh dalarn pengampunan dan rasa syukur."

Seorang penulis terkenal rnengungkapkan sebuah keyakinan: "Rasa syukur dan kasih akan memenuhi hati mereka. Mereka tahu bahwa Yesus Kristus adalah sahabat mereka. Dalarn banyak hal, kenyataan bahwa mereka yang memiliki seorang ternan sangat berarfi bagi orang yang menderitaa dalam penyembuhan penyakitnya daripada perawtat terbaik yang dapat dibeirkan." Tetapi pada saat penderitaan tiba Allah selalu ingat. Pada saat manusia jatuh, mereka membutuhkan pertolonganNya. Dan kasih Tuhan tidak pemah berpaling dari jiwa yang membutuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERIKAN KOMENTAR ANDA